CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Pages

Senin, 13 Agustus 2012

Mengapa Berdagang Secara Internasional???


Mengapa Berdagang Secara Internasional???

Mangapa Berdagang Secara Internasional?      
Jawaban atas pertanyaan di atas sebenarnya tidaklah terlalu sulit, yakni karena berdagang secara internasional memberikan keuntungan atau manfaat bagi mereka yang melakukannya, baik berkedudukan sebagai penjual (pengekspor) maupun pembeli (pengimpor). Mengenai seberapa besar manfaat perdagangan internasional bagi pengekspor dan pengimpor ini dibahas lebih rinci pada bab 2.       
Secara umum, latar belakang mengapa setiap negara di seluruh dunia melakukan perdagangan internasional adalah 
Pertama, adanya perbedaan kepemilikian faktor produksi (factor endowment). Tuhan Yang Maha Kuasa telah menciptakan bahwa setiap negara tidaklah memiliki sumber daya, baik sumber daya alam (natural resources), sumber daya manusia (human resources), kapital (capital) dan teknologi yang sama, baik kualitas maupun kuantitasnya. Akibatnya, kemampuan setiap negara untuk memproduksi dan mengkonsumsi barang adalah berbeda satu dengan lainnya, sehingga terpaksa mereka harus berdagang satu dengan lainnya dalam rangka memenuhi kebutuhannya. 
Sebagai ilustrasi : karena memiliki sumber daya alam berupa minyak bumi yang melimpah, Kuwait melakukan perdagangan internasional dalam bentuk menjual minyak ke negara lain. Sebaliknya, negara ini terpaksa harus membeli mobil dari negara lain karena tidak mampu untuk memproduksinya sendiri. Meskipun, Amerika Serikat mampu menghasilkan berbagai jenis mobil, namun negara ini masih juga mengimpor mobil dari negara lain, misalnya BMW dari Jerman, Peugot dari Perancis dan Toyota dari Jepang. Mengapa demikian? Sebagai negara kaya, masyarakat Amerika Serikat memiliki daya beli yang tinggi sehingga mereka memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya yang bervariasi. Seorang warga Amerika Serikat tidak hanya cukup memiliki jam merek perusahaan lokal seperti Timex, akan tetapi dia juga mengkoleksi Seiko dari Jepang, dan Rolex dari Swiss.
Kedua, adanya keinginan untuk mencapai skala-ekonomis (economics of scale) berupa efisiensi biaya produksi. Seperti dimaklumi bahwa ada beberapa cara untuk mencapai kondisi skala-ekonomis dimaksud, antara lain salah satunya adalah melalui perbesaran skala produksi (scala of production). Dalam hal ini, sudah barang tentu memproduksi komoditas dalam skala besar hanya mungkin dapat dilakukan apabila pasar dapat menyerap seluruh hasil produksi tersebut. Dengan demikian, apabila luas pasar dalam negeri terbatas, maka usaha untuk memperluas pangsa pasar adalah menciptakan pasar di luar negeri atau melemparkan hasil produksi kita ke pasar-internasional yang telah ada.            
Di samping kedua alasan utama tersebut di atas, dapat pula dikemukakan beberapa hal yang melatarbelakangi mengapa suatu negara atauperusahaan melakukan kegiatan  atau berdagang secara internasional, yakni :
  1. Untuk mendapatkan valuta-asing (foreign exchange) terutama mata uang kuat di dunia yang selanjutnya digunakan untuk membayar kewajiban kepada negara lain/perusahaan asing. Bila dilihat dari perspektif negara, valuta asing ini diperlukan dalam rangka menjaga posisi cadangan devisa serta neraca pembayaran agar senantiasa dalam kondisi yang favourable. Cara mendapatkan valuta asing ini bisa dilakukan dengan menjual komoditas dan jasa ke pasar internasional, atau mencari pinjaman dari perbankan/lembaga keuangan internasional.
  2. Sebagai jalan keluar mendapatkan faktor-produksi/bahan baku yang lebih murah dan lebih berkualitas dibandingkan dengan apa yang tersedia di pasar dalam negeri. Banyak negara memiliki keunggulan teknologi dengan dukungan sumber daya manusia berkualitas untuk menghasilkan komoditas yang unggul atau unik, namun sering menghadapi kelangkaan bahan baku di dalam negerinya, sehingga terpaksa mendapatkannya dari negara lain atau pasar internasional.
Dalam rangka crash-program untuk mengatasi kebutuhan yang mendesak. Dalam kondisi abnormal, sering kebutuhan akan sesuatu barang meningkat secara drastis berlipat ganda dibandingkan jumlah dalam situasi normal. Misalkan, suatu perusahaan sepatu olah-raga memiliki kapasitas produksi sebesar 1 juta pasang per bulan. Jika, suatu bulan tertentu mendapatkan order sebanyak 3 juta pasang sepatu, maka salah satu cara yang dapat ditempuh untuk memenuhi order tersebut adalah  membeli dari perusahaan sepatu di luar negeri yang sudah barang tentu dengan harga yang bisa memberikan keuntungan bagi perusahaan tersebut. Sementara itu, bila dilihat dari perspektif negara, kebutuhan mendesak dimaksud dapat berupa krisis dalam negeri antara lain kesulitan pangan karena gagal panen, adanya wabah penyakit yang meluas, bencana alam atau tragedi nasional lainnya. Karena perisiwa tersebut mendadak dan tidak terduga, maka sering suatu negara (dalam hal ini tidak peduli negeri miskin atau negara kaya) mengalami kesulitan mengatasi krisis tersebut jika hanya mengandalkan pada kemampuan dalam negeri sendiri, sehingga terpaksa meminta bantuan baik berupa hibah maupun pinjaman ke negara lain atau lembaga internasional.

                                                ##^^ Good Lucky Everybody,,,,,,,,,,, ^^##

Tidak ada komentar:

Posting Komentar