CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Pages

Jumat, 10 Agustus 2012

Ada Apa Dengan Bisnis Internasional?


Ada Apa Dengan Bisnis Internasional?


Objektives :
a. memberikan penjelasan tentang mengapa kita perlu belajar bisnis internasional
b. memberikan pemahaman tentang hubungan bisnis internasional dengan pembangunan masyarakat

Mengapa Perlu Belajar Bisnis Internasional?      
Bila kita tengok beberapa dekade ke belakang, terekam dalam benak kita bahwa kegiatan bisnis di dalam negeri (domestik) sangat jauh berbeda dengan situasi sekarang. Pada masa lalu, banyak perusahaan domestik yang tumbuh berkembang menjadi perusahaan raksasa karena menikmati situasi pasar domestik yang nyaris tanpa persaingan. Dengan dalih melindungi industri domestik yang masih bayi (infant industry), pemerintah telah melakukan kebijakan perdagangan yang protektif. Artinya, pemerintah telah menerapkan kebijakan hambatan perdagangan yang ketat sehingga pasar domestik pada umumnya tertutup bagi produk impor atau beroperasinya perusahaan asing. Tidak demikian halnya dewasa ini, tingkat keterbukaan pasar semakin tinggi ditandai dengan semakin berkurang atau hilangnya kebijakan hambatan perdagangan antar negara. Kini, perusahaan domestik menghadapi tantangan persaingan yang semakin ketat seiring dengan membanjirnya produk impor dan masuknya berbagai perusahaan luar negeri ke dalam pasar domestik. Ambil saja contoh, PT Matahari Putra Prima sebuah perusahaan retail domestik dengan merek dagang ”Matahari” beberapa dekade lalu menguasai pasar sehingga mampu tumbuh dengan pesat dengan omzet tahunan ditaksir sekitar $600 juta. Namun, sejak akhir dekade 80-an, masa bulan madu Matahari nampaknya sudah habis karena kini harus bekerja keras untuk mempertahankan pangsa pasarnya yang kini telah digerogoti oleh perusahaan retail dari mancanegara, misalkan Carrefour dari Perancis, Makro (Belanda), JC Penney (Amerika Serikat), dan Wal-Mart (Amerika Serikat) yang telah membuka cabangnya di Jakarta dan kota-kota besar di Indonesia. 
Apa yang menarik dari peristiwa ini? Tidak dibayangkan sebelumnya, meskipun Matahari tidak beroperasi secara internasional dengan membuka cabang-cabangnya di luar negeri, namun dengan masuknya perusahaan internasional ke dalam pasar Indonesia, maka kinisama saja Matahari telah berada dalam situasi pasar global di industri retail. Atau dapat dikatakan bahwa Matahari sebenarnya kini telah melakukan bisnis internasional, meskipun tidak secara fisik berkompetisi langsung di pasar mancanegara dengan membuka cabang di Perancis untuk bersaing dengan Carrefour, atau di Amerika Serikat untuk berkompetisi dengan JC Penny dan Wal-Mart. Dengan demikian, dalam eraliberalisasi perdagangan, tidak satu perusahaan pun yang luput dari ancaman penetrasi pesaing yang berasal dari mancanegara. Namun di sisi lain, liberalisasi perdagangan memberikan kesempatan yang lebih luas kepada perusahaan domestik baik berskala besar seperti halnya perusahaan multi-nasional (Multi-National Corporation) maupun usaha kecil menengah (small & medium enterprise) bahkan usaha rumah-tangga (home industry) untuk berbisnis internasional. Kesempatan internasional menjadi semakin terbuka lebar ketika liberalisasi perdagangan didukung oleh kemajuan tekonologi-informasi dan telekomunikasi (Information & Telecommunication Technology) serta modernisasi transportasi yang memungkinkan bagi siapapun untuk berbisnis internasional tanpa terkendala oleh ruang, jarak dan waktu. Sebagai gambaran, dengan fasilitas internet, siapapun bisa menawarkan barang dan jasa melalui situs website yang bisa diakses kapan saja, oleh siapa saja dan di mana saja. Bagitu pula sebaliknya, siapapun bisa mencari suatu barang dan jasa yang diperlukan melalui jaringan internet dengan biaya yang semakin murah.           
Dari uraian di atas, jelaslah kiranya bahwa ketika pasar menjadi kian terbuka dan teknologi informasi serta komunikasi semakin maju, maka setiap negara menjadi tanpa batas wilayah perdagangan yang jelas (borderless nation state), kecuali batas wilayah geografis dan wilayah kekuasaan pemerintahan. Akibatnya, setiap individu, kelompok atau organisasi di seluruh dunia berada dalam satu pasar bersifat global yang saling bersaing tidak peduli apakah dengan perusahaan domestik sendiri maupun perusahaan dari negara lain. Dengan demikian, setiap pelaku pasar (produsen, konsumen, perbankan, lembaga keuangan maupun pemerintah) terpaksa harus memiliki pemahaman tentang bagaimana berbisnis internasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar