Faktor Pendorong
Globalisasi
Secara garis besar,
ada dua faktor pendorong percepatan terwujud globalisasi. Pertama, gerakan
dunia untuk menghilangkan atau mengurangi berbagai bentuk hambatan perdagangan
atas barang, jasa, dan kapital secara gradual yang telah berlangsung sejak
berakhirnya Perang Dunia II. Kedua,
perkembangan teknologi yang begitu pesat dalam beberapa dasawarsa belakangan
ini, terutama di bidang komunikasi, informasi, pemrosesan, dan transportasi.
Kemajuan bidang teknologi ini memberikan kemudahan bagi siapapun diseluruh
penjuru dunia untuk berkomunikasi dan bertransaksi tanpa batas waktu serta
semakin menciutnya jarak tempuh antara suatu daerah dengan daerah lainnya.
Berkurangnya
Hambatan terhadap Perdagangan dan Investasi
Pada dasawarsa
1920-an dan 1930-an, seluruh negara di dunia mengalami kondisi perekonomian
yang memburuk ditandai dengan terjadi kelebihan produksi dibandingkan
permintaan riil di pasar (excess
supply) sehingga banyak perusahaan dalam negeri mengurangi kegiatan
produksi dengan jalan melakukan pengurangan pegawai. Jelas, pengurangan pegawai
ini identik dengan meningkatnya jumlah pengangguran yang berdampak pada
penurunan pendapatan masyarakat, sehingga permintaan di pasar barang/jasa
semakin berkurang. Proses ini berulang terus membawa kemunduran ekonomi setiap
negara, sehingga memaksa masing-masing pemerintah mengambil langkah untuk
melindungi pengusaha dalam negerinya dari tekanan pengusaha asing. Adapun cara
yang ditempuh adalah meningkatkan hambatan perdagangan, baik dalam bentuk kebijakan tarif (tariff barriers) seperti
pungutan pajak, cukai, bea-masuk, maupun kebijakan non-tarif (non-tariff barriers)
seperti kebijakan penentuan kuota (quota),
standarisasi produk (product
standardization), hambatan birokrasi (red-tape barriers), persyaratan
kandungan lokal (local
content requirements) dan sebagainya. Kebijakan hambatan
perdagangan ini dilakukan oleh seluruh negara di dunia. Mereka saling balas membalas melakukan
hambatan perdagangan di antara mereka. Sebagai gambaran, dalam rangka
melindungi industri domestiknya, pemerintah Amerika Serikat menerapkan
kebijakan hambatan terhadap produk negara-negara Eropa memasuki pasar di
Amerika Serikat. Hal ini dibalas oleh negara-negara Eropa dengan memberlakukan
kebijakan hambatan terhadap produk Amerika Serikat yang akan masuk ke pasar
domestik Eropa. Tindakan yang protektif ini sudah barang tentu akan mengurangi
volume dan nilai transaksi perdagangan antar negara. Dengan kata lain,
perekonomian dunia pada masa itu dalam performa yang sangat buruk,merugikan siapapun,
dan dicatat sebagai the
Great Depression of the 1930s.
Menyadari
akan dampak buruk dari kebijakan hambatan perdagangan ini, maka seusai Perang
Dunia II, negara-negara industri maju disponsori oleh Amerika Serikat
bersepakat untuk mengurangi atau bahkan menghapuskan berbagai bentuk kebijakan
hambatan perdagangan dalam suatu forum perjanjian yang disebut dengan GeneralAgreement on Tariffs and
Trade (GATT).
Sejak dibentuk tahun 1944 sampai dengan tahun 1993, para anggota GATT telah
melakukan beberapa kali perundingan (round)
dan telah berhasil mengurangi tingkat tarif dan penghapusan hambatan
perdagangan barang, jasa, disamping itu juga dicapai kesepakatan untuk
meningkatkan perlindungan terhadap hak patent, merek dagang, dan hak cipta. Hal
yang terpenting dalam pertemuan tahun 1993 di Uruguay ini, yang dikenal dengan
Uruguay Round, adalah disepakati secara resmi terbentuknya the World Trade Organization(WTO)
menggantikan forum GATT yang diharapkan dapat mengatur sistem perdagangan dunia
yang lebih solid, berwibawa dan representatif sehingga liberalisasi perdagangan
dunia dapat segera
terwujud.
Semakin berkurang
atau hilangnya hambatan perdagangan barang dan jasa termasuk kapital, maka
semakin terbukanya pasar setiap negara bagi siapapun untuk masuk atau keluar
pasar. Artinya, pasar domestik di setiap negara kini berubah menjadi
pasar-global dan setiap negara sangat terbuka bagi siapapun untuk melakukan
globalisasi-produksi.
Perkembangan
Teknologi
Memang orang bisa
mengatakan bahwa perkembangan teknologi telah berlangsung sejak masa revolusi
industri beberapa abad silam. Namun, secara khusus, sebenarnya seusai Perang
Dunia II merupakan tonggak waktu untuk mencatat mulai terjadinya lompatan
teknologi yang pesat di bidang komunikasi, pemrosesan informasi, dan teknologi
transportasi, termasuk secara spesial munculnya fasilitas jaringan Internet dan
World Wide Web. Berkaitan dengan kemajuan teknologi ini, Renato Ruggiero,
Direktur Jenderal WTO, berkomentar : ” .... Telecommunications is creating a global audience.
Transport is creating a global village. From Buenos Aires to Boston to Beijing,
ordinary people are watching MTV, they’re wearing Levi’s jeans, and they’re
listening to Sony Walkman as they commute to work”
terimakasih telah membuat post ini sangat membantu terimakasih dyan. btw nama kita sama aku dyan juga. salam kenal!
BalasHapussalam kenal juga,,, maaf ya baru sempat buka blog lagi nich!
BalasHapusizin coffee nya...
BalasHapus