CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Pages

Selasa, 11 Juni 2013

Definisi Perencanaan Keuangan

a.      Definisi Perencanaan Keuangan
Perencanaan Keuangan menurut Certified Financial Planner, Board of Standards adalah proses mencapai tujuan hidup seseorang melalui manajemen keuangan secara terencana. Tujuan hidup itu termasuk membeli rumah, menabung untuk pendidikan anak atau merencanakan pensiun.
Menurut Senduk (2001) perencanaan keuangan adalah proses merencanakan tujuan-tujuan keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Yang dimaksud dengan tujuan keuangan itu adalah keinginan keuangan yang ingin direalisasikan Salah satu perencana keuangan seperti Gozali (2002) mendefinisikan rencana keuangan sebagai “Sebuah strategi yang apabila dijalankan bisa membantu anda mencapai tujuan keuangan dimasa datang“. Sedangkan Dorimulu (2003) dalam artikelnya, menyatakan bahwa perencanaan keuangan atau Financial planning merupakan “Proses mencapai tujuan hidup yakni masa depan yang sejahtera dan bahagia lewat penataan keuangan “.
Bertisch (1994) mengatakan bahwa “ Financial Planning can be defined as the careful preparation and coordination of plans necessary to prepare for future financial needs and goals. It is not investment analisys. It involves mapping strategies to achieve your defined goals”. Yang berarti Perencanaan keuangan dapat diartikan sebagai persiapan atau koordinasi yang hati-hati terhadap rencana-rencana dalam rangka untuk mempersiapkan keinginan dan tujuan keuangan dimasa datang. Bukan analisa investasi, tetapi meliputi strategi untuk mendapatkan tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Sedangkan Wibawa (2003) mendefinisikan perencanaan keuangan keluarga sebagai suatu cara menyusun keseimbangan dari penghasilan di satu sisi dengan pengeluaran di sisi lain yang berupa konsumsi, tabungan, dan investasi.
Sumber lain menyebutkan bahwa personal financial planning atau perencanaan keuangan pribadi adalah mengembangkan dan mengimplementasikan secara total dan terkoordinasi perencanaan seseorang untuk mencapai tujuan keuangannya secara menyeluruh. Elemen  terpenting dari konsep ini adalah mengembangkan perencanaan yang terkoordinasi untuk seluruh kebutuhan keungan seseorang berdasarkan tujuan keuangan total mereka.
Namun sebenarnya perencanaan keuangan pribadi itu artinya sesederhana namanya yaitu melakukan perencanaan keuangan untuk mencapai kebutuhan pribadi atau individual. Dan hal ini menyentuh hampir semua aspek dari kehidupan pribadi atau orang tersebut, termasuk tentu saja keluarganya.
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, perencanaan keuangan bisa dibagi menjadi “perencanaan keuangan menyeluruh” (comprehensive financial planning) dan “perencanaan keuangan akan kebutuhan khusus atau tertentu” (special need planning). Perbedaan antara keduanya adalah berdasarkan proses pelaksanaan perencanaan keuangan dan kebutuhan dari klien itu sendiri. kenyataannya, proses merupakan poin penting dalam perencanaan keungan.
Jadi perencanaan keuangan merupakan proses koordinasi, proses yang berkelanjutan dalam bekerja dengan klien untuk menentukan dan mencapai tujuan-tujuan keuangan mereka, di evaluasi dan disesuaikan dengan tujuan pribadi maupun profesional, keluarga dan lingkungan bisnis, dan perubahan kondisi ekonomi. Perlu digarisbawahi bahwa walaupun perencanaan keuangan sebaiknya dilihat sebagai proses manajemen keuangan individu yang berkelanjutan, terkoordinasi, dan terintegrasi.
Apapun penggunaan dari kedua jenis perencanaan ini, apakah perencanaan keuangan menyeluruh atau perencanaan yang lebih berfokus pada satu atau dua kebutuhan saja (perencanaan keuangan parsial), semua ini ditentukan oleh tujuan keuangan dan pribadi dari klien tersebut. Sesuai dengan namanya, “perencanaan keuangan menyeluruh” mencakup semua kebutuhan keuangan seseorang, termasuk manajemen risiko, investasi, pajak, pensiun, pendidikan anak, dan perencanaan distribusi harta. Sedangkan perencanaan keuangan “special need” adalah kebalikannya, dimana perencanaan tersebut terfokus hanya pada satu kebutuhan, misalnya kebutuhan perencanaan pendidikan anak di perguruan tinggi, merencanakan membeli rumah, akan menunjang orang tua yang sudah uzur, dan sebagainya. Namun hal penting yang perlu diperhatikan adalah walaupun mungkin perencana keuangan tersebut hanya membantu klien untuk merencanakan suatu kebutuhan yangg spesifik (misalnya merencanakan membeli rumah), klien sebaiknya memperhatikan “gambaran besar” dari keseluruhan perencanaan keuangannya sebelum melakukan implementasi dari perencanaan kebutuhan spesifik klien tersebut. Dan pada kenyataannya , sangat sering terjadi perencanaan keuangan parsial akhirnya menjadi titik “awal” untuk melakukan perencanaan keuangan menyeluruh.
Faktor utama dalam menentukan apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukan perencanaan keuangan adalah tujuan individu klien itu sendiri. Intinya, perencanaan keuangan adalah bagaimana menolong orang untuk memprioritaskan dan mencapai tujuan keuangan pribadi mereka.
Sebenarnya, perencanaan keuangan itu bisa sederhana pada awalnya karena perencanaan keuangan mengatur situasi keuangan kita sendiri, berarti hampir setiap orang bisa menggunakan prinsip dasar perencanaan keuangan. Misalnya, seseorang yang bermaksud memulai perencanaan keuangan pribadinya bisa memulai dari anggaran keuangan (karena hampir setiap orang sudah mempunyai anggaran keuangan walaupun bentuknya sangat sederhana) dan mengevaluasi program tabungan atau investasi yang sudah dimilikinya.
b.      Pentingnya Perencanaan Keuangan di dalam Keluarga
Perencanaan keuangan keluarga tidak hanya diperuntukkan bagi mereka yang berpendapatan besar, setiap orang baik kaya atau miskin perlu untuk membuat perencanaan hidupnya guna mewujudkan tujuan hidupnya, namun yang berbeda hanyalah dalam pengalokasian pengelolahan uang. Oleh karena itu menurut Senduk (2001) beberapa alasan mengapa keluarga memerlukan perencanaan keuangan:
1)      Adanya tujuan keuangan yang ingin dicapai.
2)      Tingginya biaya hidup saat ini.
3)      Naiknya biaya hidup dari tahun ketahun.
4)      Keadaan perekonomian tidak akan selalu baik.
5)      Fisik manusia tidak akan selalu sehat.
6)      Banyaknya alternatif produk keuangan.
Sedangkan Wibawa (2003) menyatakan diperlukan perencanaan keuangan karena semua orang pada dasarnya memiliki ketidakpastian yaitu ketakutan akan masa depan kehidupan finansial, karena pada hakekatnya hidup adalah ketidakpastian dan tidak ada seorangpun yang mampu untuk mencegah kecelakaan, penderitaan dan kesukaran serta mengejar keberuntungan dan nasib baik. Dengan perencanaan keuangan akan memberikan pilihan untuk menghadapi masa depan.
Manfaat dari perencanaan keuangan bisa dirasakan dengan adanya arah dan arti keputusan financial seseorang. Melalui perencanaan keuangan, seseorang atau keluarga bisa mengerti bagaimana setiap keputusan keuangan yang dibuat berdampak ke area lain dari keseluruhan situasi keuangan dirinya atau keluarganya. Dengan melihat setiap keputusan financial sebagai bagian dari suatu keseluruhan, seseorang dapat mempertimbangkan efek jangka pendek dan jangka panjang atas tujuan-tujuan hidupnya. Mereka juga dapat lebih mudah beradaptasi atas perubahan hidup dan merasa lebih aman karena tujuan-tujuannya berada pada jalur yang tepat.
Jadi kesimpulannya, perencanaan keuangan adalah untuk setiap pribadi individu dan keluarga. Manfaatnya besar bagi seseorang dan keluarganya untuk dijadikan alat (tools) agar bisa mencapai kebutuhan-kebutuhan keuangan mereka dimasa kini dan masa depan. Pada akhirnya setiap orang dan keluarga bisa mencapai tujuan dari perencanaan keuangan yaitu bebas secara financial (financial freedom), artinya bebas dari hutang, tersedianya arus pendapatan tetap dari investasi yang dilakukan, lunas KPR, dan terproteksi secara financial dari risiko apapun yang mungkin terjadi.
c.       Langkah-langkah dalam Perencanaan Keuangan
Proses perencanaan keuangan menurut CFP, meliputi 6 langkah proses yang akan membantu seseorang untuk melihat secar “gambaran besar” dimana dan bagaimana kondisi kauangan pribadinya.
1)      Mendefinisikan Hubungan dengan Klien
Saat bertemu dengan klien, perencana keuangan harus menjelaskan dengan benar siapa dirinya dan perusahaan yang diwakilinya, menjelaskan pelayanan atau jasa apa yang akan diberikan kepada klien dan mengapa dia memberikan pelayanan/jasanya tersebut.
2)      Menentukan Tujuan dan Mendapatkan Data
Perencana keuangan harus menanyakan informasi mengenai situasi keuangan klien. Perencana keuangan dan klien secara bersama-sama menentukan tujuan keuangan klien, memahami jangka waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut dan mendiskusikan bagaimana perasaan klien atas risiko yang mungkin muncul. Perencana keuangan harus mendapatkan semua informasi atau dokumen yang diperlukan sebelum memberikan nasehat/rekomendasi yang dibutuhkan.
3)      Analisis dan Evaluasi Status Keuangan Klien
Perencana keuangan harus melakukan analisa dan evaluasi atas informasi yang diperoleh untuk menentukan situasi klien saat ini dan menentukan apa yang harus dilakukan untuk menentukan tujuan klien. Analisa yang dilakukan termasuk analisa aset, kewajiban dan arus kas, asuransi yang telah dimiliki dan investasi yang telah dilakukan.
4)      Menyajikan Rekomendasi Perencanaan Keuangan
Perencana keuangan harus memberikan rekomendasi perencanaan keuangan yang dititikberatkan pada tujuan keuangan klien berdasarkan informasi yang diberikan. Perencana keuangan bersama-sama dengan klien mempelajari rekomendasi yang diberikan, tujuannya adalah menolong klien memahami rekomendasi tersebut sehigga klien dapat mengambil keputusan secara tepat dan benar.
5)      Implementasi Rekomendasi Perencanaan Keuangan
Perencana keuangan dan klien harus sepakat tentang bagaimana rekomendasi tersebut akan dilaksanakan. Perencanaan keuangan dapat melakukan koordinasi atas seluruh proses perencanaan keuangan yang terjadi bersama klien dan profesional lainnya, seperti notaris atau pengacara, akuntan atau pialang saham.
6)      Memonitor Perencanaan Keuangan
Klien dan perencana keuangan harus sepakat atas “siapa” yang akan memonitor perkembangan klien dalam mencapai tujuan-tujuannya. Apabila disetujui, perencana keuangan harus meninjau dan melaporkan perkembangan yang terjadi kepada klien secara berkala. Apabila diperlukan, perencana keuangan akan melakukan revisi atas perubahan yang terjadi dalam hidup klien.

5 komentar:

  1. Terimakasih atas infonya, artikelnya bermanfaat bagi masyarakat inuhkan info indonesia, yang pastinya membutuhkan info yang lebih banyak terkait perencana keuangan.

    BalasHapus
  2. Makasih banget artikelnya

    BalasHapus
  3. Setiap orang baik kaya atau miskin perlu untuk membuat perencanaan hidupnya guna mewujudkan tujuan hidupnya. pojokinvestasi.com

    BalasHapus
  4. Terimakasih artikelnya,sangat bermanfaat :)
    Boleh saya minta daftar pustakanya? Kebetulan saya sdg membuat skripsi. Jika berkenan, mohon dikirimkan ke email saya laradians@gmail.com. Terima kasih :)

    BalasHapus